Kamis, 01 Desember 2016

Pada malam setelah kematian

"PADA MALAM SETELAH KEMATIAN"

_Mengapa setiap kali melangkah kita harus bertanya? "Kemana jalan setelah ini??"

Beberapa untaian kalimat pelipur duka silih berganti menyapa, rasanya lelah saja mendengar kisah dari semesta yg tak pernah serius menanggapi gelisah.

seluruh pagi serta malam sepi yg menepi selalu membentuk selusin pertanyaan baru, pertanyaan yg akan setia menuntun kita pada kebimbangan tiada henti.

"Mengapa kita harus mati?"
Kalimat itu tertulis di dada seorang manusia yg kebetulan baru saja meninggal kemarin siang, "anggap saja itu seseorang yg bernama Kail"..
Dia lelaki keturunan tionghoa berkaca mata, selalu rapi dan pandai berbicara.

Semasa hidupnya ia tak pernah tunduk pada perintah Tuhan, ia lelaki kritis yg selalu mencari kebenaran, itu yg mereka katakan tentang Kail setelah kematiannya.

Entah apakah benar ini kenyataan??atau hanya sebuah pertanyaan abu-abu yg ujungnya kelak mengendap.
"Setelah mati semua hal yg ditinggalkan akan menjadi baik?".

Jawabnya mungkin iya, tapi mungkin juga tidak.
Kenapa??"
Yaa, karena pada malam setelah kematian Kail, ada banyak cerita tentang Kail dalam berbagai Versi.

"Dia sungguh malang, meninggal saat ia baru saja mencicipi kejayaan, aku turut simpati dan menyesal tak memaafkannya ketika itu, "ucap lelaki tua kepada salah seorang pelayat yg berada persis disampingnya.

Mereka berdua bahkan tak saling mengenal, orang yg disapa dan lelaki tua itu, mereka sungguh tak saling mengenal.

Ada juga seorang wanita bersama suaminya bercerita ttg Kail meski mereka tak mengenalnya.

Beberapa menit kemudian datang pula seorang lelaki paruh baya mengambil tempat karena merasa bahwa ia harus menceritakaan pengalaman hidupnya ketika masih bersama Kail.
Pembicaraan panjang juga hangat itu berlangsung cukup lama, dilanjutkan sebuah obsesi, dan di akhiri dengan sebuah kritikan pada negeri ini.

"Kail itu memang kalau saya lihat sangat berani, mungkin karena ia seorang aktivis semasa kuliah.

Warna warni dunia beserta isinya, tak habis nama Kail menjadi sebutan malam itu.

Di tempat lain, si alam kubur Kail yg sedang di interogasi oleh salah satu malaikat Tuhan.
"SIAPA NAMAMU?
"Kail, jawabnya singkat,
MENGAPA KAU MATI?
"Karena aku bosan hidup,
"MENGAPA KAU BOSAN HIDUP?
"Karena dunia sangat membosankan dan di penuhi kotoran amis.
"APA KAU INGIN KEMBALI HIDUP?
"Tidak, aku sudah siap untuk mati, setelah di fitnah melecehkan agama aku merasa dunia ini terlalu bodoh untukku,

"Tanya jawab itu berlangsung sekian tahun, begitu lama bagi Kail menjawab pertanyaan yg sama, beberapa kali Kail di perlihatkan sebuah tayangan persis sebuah berita dihadapannya, tayangan tentang kejadian nyata yg tergambar seperti film Ftv atau reality show di salah satu stasiun tv.

Setiap kali Kail menonton ia akan mendesis dan menggeram.
Bagaimana tidak, dia di perlihatkan sebuah tayangan dimana orang - orang yg dulu terlihat baik dan simpati padanya berpaling dan menghianati Kail,
"KETIKA KAU MATI MEMANG DUNIA INI AKAN SEPERTI TAI"

Adegan ke 1457, adegan seorang wanita bersama seorang pria di sebuah kamar hotel, wanita itu adalah istri Kail yg hidup bersamanya belasan tahun.
Rintihan - rintihan itu terdengar sakit di telinga Kail, lalu Kail menjerit sekeras mungkin. Malaikat yg di hadapan kail tak bergeming, dengan tanpa ekspresi malaikat itu bertanya kesekian kalinya.
"APA KAU INGIN HIDUP KEMBALI?
"Ya..ya...Aku ingin hidup kembali......
Sekali saja...aku ingin hidup kembali.....
"Ucap Kail histeris.

Dengan Se-izin Tuhan, baru sedetik Kail mengatakan itu,
Tiba - tiba tubuhnya berada di acara Taksiah dirinya yg masih tengah sementara berlangsung. Kejadian itu membuat semua pelayat terdiam lalu kaget, dengan wajah ketakutan mereka berlarian menjauh, begitu juga dengan pasangan suami istri yg terjatuh disana itu, mereka ketakutan setengah mati bibir mereka bergetar,  wajahnya pucat seperti baru saja melihat setan.

Kail muncul dengan sebuah papan didadanya yg bertulis "MENGAPA KALIAN TIDAK MATI SAJA??"

Semua orang yg melihat Kail menyangka bahwa Kail kembali dari neraka untuk membalas dendam, "tapi ini bukan FTV yg kalian sering tonton di layar kaca"..

"Apa yg membuat kalian berfikir bahwa kalian lebih pantas berada di surga daripada aku?
"Yah, sebagai penulis harus aku bahwa ini mungkin akan sedikit alay seperti film FTV yg kalian tonton semasa SMA"..karena setelah Kail mengatakan itu, pak ustad yg berceramah kemudian menasehati Kail dengan sebuah dalil yg saya sendiri tak begitu paham Seperti apa...

Tapi kembali pada cerita, intinya Pada saat Kail tengah bercerita panjang tentang kesedihannya, anak perempuan kail yg duduk di bangku kelas enam Sd datang memeluk Kail, tangan kecil mulusnya menggenggam sebuah kotak berisi tissue dan juga handphone ukuran sedang.

Kail begitu terharu, ia memeluk anaknya begitu lama.
Setelah anaknya di peluk, di usap,..
Anak Kail mengatakan sesuatu pada Kail,
"Pak ini tissue, hapus air matamu..!!aku tidak suka bapak menangis...
Mendengar itu Kail tersenyum,,
Lalu anak perempuan itu menyodorkan Handphone di tangannya..
"Untuk apa ini nak???
"Ini untuk bapak....kalau bapak sedih dan menyesal bapak bisa curhat di Facebook..

"ALiul Abdullah"

My green

My green

Aku tersungkur malam itu di mana aku melihat mu setelah kisah piluh itu, darah ku seakan terhenti mengalir di beberapa selah detik waktu, pandangan ku hanya bisa tertunduk dengan arah yang tak teratur. Ingin aku menatap mu dengan tatapan yang dulu, tapi entah sihir apa yang menyebabkan mata ini enggan untuk mendongak, nurani ku memberontak dan ingin menyapamu tapi lagi – lagi terhalang. Aku memang tak banyak berfikir waktu itu, aku langsung saja mendatangi mu, bukan karena alsan lain tapi rindu yang membawa ku, rindu yang hampir setiap waktu mendatangi ku, aku hanya memberanikan diri untuk menjumpai mu tanpa berfikir dampak setelahnya, dan betul apa yang di bisikkan oleh sanubari ku bahwa engkau tak membalas kedatangan ku bahkan mungkin engkau tak berharap aku datang malam itu. Setalah pertemuan malam itu, bukan rindu yang hendak terlepaskan akan tetapi rindu yang semakin menggejolak hingga menyesakkan nafas, aku selalu mencari mu di tiap hari ku setelah pertemuan itu baik di dunia maya maupun di dunia nyata, aku mencari mu di keramaian kota tanpa engkau ketahui, aku hanya ingin melihat senyum mu dari kejauhan, dan satu kesyukuran terbesar bagi ku karena aku berhasil melihat mu tersenyum lepas siang itu, yaaah aku melihat mu dari kejauhan, kala itu aku melihat mu memakai kemeja putih, rok hitam, serta jilbab warna pink, sanubari ku kembali berbisik ‘’ apa yang enkgau lakukan, dia tidak melihat mu, dia tak mengharapkan mu lagi, menjauhlah dari dia, dia telah melupakan semua tentang mu’’,setelah mendengarkan bisikan sanubari ku, senyum karena melihat mu dari kejauhan seketika berubah menjadi sedih yang teramat perih hingga aku tak sengaja menumpahkan air mata. Aku meninggalkan tempat itu dan menjauh dari tempat di mana aku dapat melihat mu dari ke jauhan, aku berkata dalam hati ‘’ lelaki seperti ku memang tak pantas untuk menjadi imam mu, aku adalah perusak senyum mu bahkan aku tak pantas untuk di maafkan oleh mu, jika engkau meghardik ku, mencaci ku,  dan menginjak – injak ku, aku rasa itu belum setimpal’’. Beberapa hari ku lewati setelah ku mencoba untuk tidak mencari mu lagi, hidup ku terasa kosong, hampa tanpa rasa, ku ganti sedih ku dengan ke sibukan, candaan, dan menyebabkan fisik ini lemah dan terjatuh sakit. Setelah sedikit aku bisa merelakan mu, engkau kembali berjumpa dengan ku dan bahkan engkau sangat dekat dari pandangan ku, kembali aku tak bisa membohongi diri ku tetang rasa yang berusaha aku kuburkan. Engkau terlihat begitu santai melihat ku tapi aku yang menjadi salah tingkah, ku lemparkan candaan dan kekonyolan kepada orang – orang di sekitar mu dengan harapan agar engkau tersenyum dan tertawa, tapi engkau tetap melemparkam raut wajah kecut yang membuat jiwa ku runtuh seketika. Aku bahkan memberi mu pesan yang tak tertulis dan tak pula bersuara, akan tetapi engkau membalasnya dengan kata “ sudah siap menyakiti lagi”,Harapan ku pun pupus melihat kata – kata mu yang seakan mengusir ku. Ungkapkanlah kepada ku jika engkau tak mahu lagi aku berada di hadapan pandangan mu, jika memang itu yang akan membuat mu tersenyum, aku akan akan pergi dan tak akan lagi menghalangi pandangan mu, tapi ku rasa, memang engkau menginginkan itu. Iya…. Aku akan lakukan itu, jika engkau mendengar atau membaca coretan ku ini, ku harap engkau tahu bahwa kisah yang engkau anggap piluh itu adalah kesalah pahaman. Yaaaa….. sekarang aku pergi membawa diri dan cinta mu dalam angan ku, wahai kekasih ku.

"SA"

Menggerutut dalam gelap

Menggerutut Dalam Gelap..

Berjalan menapak senja yang penuh kelam
Serta melahap angin yang tak pernahpudar
Ku menoleh pada sudut ruang gelap
Dimana kutemukan segerombolan manusia
Yang menikam vagina mereka bahkan tak menampakkan
Ekspresi sedih ataupun senang
Ku bertanya disalah satu dari mereka
"kenapa hal itu mesti anda lakukan?"
Mereka hanya tercengang lalu menjawap
Inilah yang Tuhan dan tuan ingingkn.
Ku menarik diri disudut itu dan terpaku kebumi
Seakan bumi merindukan bagian dari diriku,
Semerbak yang hangat pun tak lagi terasa
Diangan angan yang penuh senyum ini.
Apakah aku ku juga perlu mempersalahkan Tuhan
Dan tuan akan kelam yang menyelimuti senja itu?
Apakah tuhan dan tuan keluar dari lubang vagina itu juga?
Ku rasa kalian tak mengetahui jawabanya.
Dagingku telah dicincang habis dan darahku telah
Ditumpahkan ke sudut ruang yang lainya.
Tuhan dan tuan tak pernah tahu sakit itu,
Ku telah mengakuimu sejak ku mulai melihat,
Akan tetapi engkau mencampakkan pengakuanku
Bahkan engkau membalasnya dengan balasan yang semu,
Ku tak kecewa Tuhan,  kutak kecewa tuan,
Nuraniku telah gelap bahkan sanubari ku telah pergi,
Ku ingin menyalahkanmu,  ku ingin meminta tanggung jawab mu,
Tapi apakah engkau mengenaliku?
Kini ratapan hidupku untuk lebih panjang telah punah
Yang entah termakan oleh apa?
Suaramu masih terdengar jelas di ujung terowongan sana,
Ketika engkau berjanji kepadaku,
Janji yang membuat nuraniku tergetar
Sampai bulu kudukku berinding tak henti,
Engkau mungkin sudah lupa hal itu?
Tapi janji itu selalu tergiang ketika senja menjemput malam.
Ku melihat bumi diatas langit dan kumelihat langit
Diatas bumi
Dimanakah engkau berada wahai Tuhan dan Tuan?

   "SA"

03.11.13

Tema: masa lalu
Judul:03.11.13
Penulis: A_L

tepat sehari sebelum tanggal 4 november ku mengenalmu di sudut ruas ruangan berpaut kegelapan. .
sembari senyum tipis sesekali terurai saat menyapamu, yah di tengah kegelapan itu dan di sksikan oleh cahaya lampu yng redup ku mulai mengenalmu dengan singkat.. .
sehari setelah tanggal 17 kau mengajakku mengahdiri sebuah keramaian di tengah tengah para pahlawan tanpa tanda jasaku. .
di sana ku melihat senyummu hadir di antara bibir tipismu yng menarik, ,
dan sesekali ku hanya dapat membalas senyumanmu itu.. .
ENTAHLAH... kemarin aku baru mengenalmu, namun mengapa serasa aku telah lama  mengenalmu. .
waktu berlalu  dengan cepat, dan waktu itu mengajariku. mencintaimu, dengan kesederhanaanmu, dengan kesopananmu. .
tepat di tanggal 17 di malam itu aku tawarkan hati ini padamu, namun sayang semua itu tersandung dalam kata kakak. .
langit hitam berpaut kegelapan diantara gemuruh angin malam yng mengoyak hati di antara pilar - pilar cinta. . .
aku memang bodoh mencintaimu tanpa alasan. .
tanpa sebab. .
tanpa apapun. .
bukan karna raut wajah, karna kutau semua itu kan pudar di telan usia. .
karna yang aku tau tak ada alasan untuk tidak mencintaimu. .
aku memang mungkin buta. . dibutakan oleh hatiku sendiri. .
aku memang tak  pernah mengerti apa itu cinta. . apakah dia itu makanan. .
atau dia itu hanyalah sebuah ungkapan kata yng berupa 5hurup. .
karna yang aku tau, hati ini hanya dapat merintih di antara kata - katamu waktu kau bahas semua masa lalumu dengannya. .
aku tak menuntutmu apa - apa. .
tak berharap apapun darimu, aku hanya ingin kau tau saja semua jutaan hurup ini tercipta untukmu, karnamu. .

terimah kasih. karnamu aku dapat belajar tentang 3 hal..
1. bahwa terkadang orng menangis itu tak mesti meneteskan airmata
2.ada kalanya kita tertawa tapi tak bersuara..
3.dan ada kalanya kita berjalan tapi tak melangkah. .

kau adalah 03.11.13

Oleh. Ardynal Jamal

Aku sebut dia rindu

Tema: masa lalu
Judul: Aku sebut dia RINDU
Penulis: A_L

Siang itu aku menemukanmu sosok dari lawan jenisku di kantin sekolahmu,
dengan putih balutan tubuhmu, dengan lenggok2 yang seperti lawan jenisku yang keseringan menggoyangkan diatas pahamu, :D, dengan paras yang tidak terlalu tinggi, sekiraan 165cm, dengan wajah biasa biasa saja, tidak gemuk, bisa dikatan kekurangan gizi,
Yah aku tau dari sekawan perjuangan abu abu ku namamu N_R tapi aku sebut saja kau RINDU
Wanita yang memang pantas untuk menyandan nama rindu itu
Kau menuntut ilmu dibidang sebuah nama yang menyehatkan

1 dri bulan telah habis sejak saat itu aku melihatmu, dan ternyata aku baru tau kau dengan sekawan abu - abuku menjalin sebuah tali kasih
Entah hari itu apa yang membuatmu berfikir untuk mencoba berbicara padaku melalui seluler hitam putih itu
Yah aku masih hafal dengan tiap canda yang kau sulap menjadi tawa diantara kebisingan sekawan abu2ku

Yah hari kita lewati bersama didalam seluler hitam putih yang kudapat dari ayahku
Semua tersa begitu cepat sampai aku harus menemukan sebuah keanehan padaku sendiri.
Kala itu kau tengah tersakiti oleh sandiwara dunia ini, sejenak kau bercerita lirih tentang masa lalumu dan tentang sekawanqu, aku tak habis fikir, kenapa ketika kau cerita tentang sakitmu aku harus sakit, dan sebaliknya ketika kau bicara tntang bahagiamu kenapa harus aku bahagia.
Kala itu aku masih buta tentang apa yang aku sebut rasa sampai aku di sewaktu ketika aku curahkan isi hati ke pelajar yang tertinggi tentang resah rasaku lalu semudah itu dia simpulkan itu "CINTA" bodoh

Akupun tak sanggup terima semua fonis itu
Ssmpai aku sampai di suatu kebuntuan yang memaksaku harus mengambil sebuah keputusan bahwa aku tak mau menjalin sebuah kasih denganmu dengan alasan
1. Kau adikku
2. Kau habis berkelana dengan sekawanqu di rasa itu

Hari itu kau terlalu mengatur tentangku, dengan kesaharianku yang selalu mabuk dan perokok aktif
Akupun tak terima tentang aturan2 itu,
Lalu aku mencoba bercerita pada diriqu, siapa sih dia,
Toh pacar bukan kenapa sok ngatur2
Sampailah aku di sebuah kesimpulan yang harus ku katakan padamu aku tak akan mau bersamamu lalu ku siapkan diriku untuk memutuskan membuat sebuah konflik untuk membenciku

Yah akhirnya aku berhasil membuatmu membenciku
Dan kita akhirnya putus kontak selama 6 bulan,
Dan akhirnya kau datang padaku lagi.

Dan aku harus berfikir lagi bahwa ketika kau datang padaku lagi aku akan semakin hanyut dengan rasaku sendiri
Sampailah aku mwmbuat konflik lagi dan kita akhirnya putus hubungan lagi

Dari situ sekawan dari pakain putihmu datang kepadaku mengatakan padaku, kak kenapa kaka melakukan ini kepada rindu,
Lalu aku kembali bertanya apa yang aku lakukan pada Rindu? Dengan nada sedikit bodoh dan tidak mengerty.

Begitu seterusnya sampai aku di tahun kelima,
Disitu kita menjalin sebuah kontak selama 3 bulan itu .
Akupun sampai pada sebuah pertemuan kerinduan yang aku pecahkan di sebuah minum dingin yang tepatnya depan tempat aku menuntut ilmu pada puti abu abuku
Disana kita mulai bercerita kembali tentangku tentangmu yang kini menjadi piatu,
Aku hanya dapat menyemengatimu tentang getirmu walaupun aku sebenarnya bukan orang yang bijak tapi setidaknya aku harus ambil peranku lagi sebagai seorang kakak lelakimu.
Sehabis dari situ aku mendapati cacing dari perutqu demonstarasi karna mungkin dia belum keisi sepagi tadi,
Sampai kuputuskan dengannya untuk mengisinya di kantin belakang tempat kuliahku.
Kami pun menikmati sebuah bundaran yang dimangkokkan dengan yang seperti cacing sekitarannya yah.
Sekitaran 8menit aku di sampingmu, tiba2 datang sosok pria dari stafkuliahku yang mendapatiku dengang, dengan batuk caemnya nghampiriku, dan mulai berkata2, siapa dia ? Pacar?
Lalu ku jawab, kak dia hanya kekasih dari seseorng
Bukan pacar kak, hanya seorang adik,
Aku masih ingat dan tak akan pernah lupa ketika sebuah bahasa yang mengatakan aku menunggu temanmu di kampus dan mempolakan ruang stafnya

Ibarat anak pramuka lah polanya
Lalu aku sedikit menoleh kemukanya ternyata wajahnya memerah,
Dengan sedikit kata yang terpata pata iya mengatakan ia kak, dengan tanpa kusadari rupanya tapak tangannya telah menempel pada tapak tanganku, yang mwmbuatku berkeringat dingin, lalu sedikit bertanya pada diriku,
Kenapa saya, apa ini,air bening apalagi ini yang keluar dri tubuhku,
Begitulah sampai akhirnya aku harus memaksanya pulang sebelum kutemukan air bening liar itu jatuh diantara pipinya.

Sampai aku pada suatu malam, aku kembali membahas kejadian sore tadi dengannya di sosmed.
Sampai aku harus jujur padanya karna aku sudah terlalu lelah menyimpan rasa padanya, bagai mana tidak 5 kalender aku telah habiskan mencintainya dengan diamqu.

Lalu kukatakan padanya, aku Cinta kamu, sayang kamu, cinta diatas cinta,
Mungkin aku terlalu egois tak membiarkannya bicara, selalu ku potong dengan kata, aku tidak berharap kau untuk mencintaiku,
Saya hanya ingin kau tau, Aku telah mencintaimu selama 5tahun
Bukan karena apa aku tqk ingin mendengar alasannya tpi karna itu aku sadr dia punya kekasih dan tak mungkin bersamaku

Sampai aku disuatu kata " Tak perlu banyak bercerita tentang rasa jika diam mampu berasa "

Oleh. Ardynal Jamal

Gadis merah jambu

Theme  : masa lalu
Judul    : "Gadis merah jambu"
Oleh     : Mr.Ambulance

"Bilamana kau tak bahagia denganku sangat kuizinkan kau mencari seseorang pengganti yg terbaik untukmu. Setidaknya lelaki yg lebih pandai memasak dibanding aku, itu satu-satunya syarat jika kau hendak meninggalkan kisah ini."
Jusmaniar, seingatku itu nama panjangnya,
Entah apa dia masih ingat tentang potongan naskah yg tertulis di atas?
Hmm..ya itu yg kuucap padanya 4 tahun lalu, aku boleh tertawa jika hari ini kekasihnya lebih pandai dalam hal memasak dibanding aku.
Jujur saja, dalam hal ketampanan aku akan terlempar jauh di banding kekasihnya tapi bolehkan??jika aku tetap berbangga, sebab aku satu-satunya lelaki yg mampu memasak makanan kesukaan Si perempuan merah jambu itu.
_ Apa dia ingat? Beberapa waktu silam di sebuah dermaga, hari itu hujan menderas seiring air matanya menamparku.
Seolah sekian waktu yg kupunya tak akan cukup mengobati luka yg dirasakannya.
Dua bulan kutinggalkan dia seorang diri dengan perasaan was was setelah kuterima pesan bahwa dia telat dan itu karenaku.
Andai boleh kuucap padanya .."saat itu aku sangat ketakutan, bukan untukku tapi untuknya, aku tahu semua beban itu dia tanggung sendiri.
Sekian lama kucoba membuang rasa bersalah padanya,
Hingga dua bulan kemudian aku memutuskan untuk menemui jus di waktu senggang.
Kukirimkan padanya sebuah pesan singkat, meski aku tak begitu yakin ia akan membacanya dan menemuiku. Tapi, entah apa yg ada di fikiran Jus kala itu, dia datang memenuhi ajakanku.
Dari jauh Jus berjalan, perlahan dengan baju bawahan yg ia kenanakan, ia masih tampak cantik seperti di fikiranku. Tangannya menenteng sebuah tas yg entah berisi apa.
Tak lama setelah itu ia sudah berdiri di depanku, menatapku  beberapa lama cukup lama untukku bisa merasakan kesakitan yg membuncah.
"PLAKKKK"..
Sebuah tamparan deras jatuh di wajahku,
"PLAAAAKKKKKK"
Tamparan kedua di iringi air mata Jus sembari menggigit bibirnya menahan isak tangis.
"Mengapa kau bersusah payah menahan sakitmu Jus?"Tanyaku padanya saat itu.
"Apa pedulimu dengan sakitku?"jawabnya dingin.
"Aku datang untuk bertanggung jawab atas perbuatanku, mencoba memperbaiki kesalahan yg kulakukan dulu Jus. Aku sadar aku sudah meninggalkanmu cukup lama.
jika kau tak ingin memaafkanku itu tak masalah? Tapi setidaknya ini untuk anak kita Jus.
"Anak yg pernah ada dalam kandunganku telah aku gugurkan. Sekarang hidupku tak ada hubungannya denganmu, setelah kepergianmu aku belajar banyak untuk tak berharap apa-apa, pada manusia juga Tuhan.
Aku datang kali ini untuk melihat wajahmu terakhir kali agar aku bisa mengingat wajah lelaki kurang ajar yg meninggalkanku dengan sejuta beban, aku datang agar aku tak pernah lupa untuk membencimu.
Itu ucapan terakhir darinya, gadis merah jambu yg saat ini tak akan pernah menjadi kepunyaanku.
Ucapannya seperti menjadi sebuah kutukan yg lebih menyakitkan dari sihir leperchaoun.  hari ini adalah hari bahagianya. Jus melahirkan anak kedua dengan suaminya yg ia kenal tak lama setelahku.

Bukan karena dia tak bisa kumiliki yg memekarkan penyesalan mendalam di hatiku,
Namun karena kebohongannya saat itu.
Anak pertama Jus adalah anakku, aku baru mengetahui itu akhir desember silam dari salah seorang sahabat Jus yg sekarang disampingku.
Sahabatnya itu adalah istriku.

...Be continue

Oleh.  Aliul Abdullah